Jakarta, 31 Januari 2024 - Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, wilayah Indonesia memiliki potensi ancaman bencana alam tsunami. Untuk itu, dibutuhkan sistem andal untuk memberikan peringatan dini terhadap potensi tersebut demi menunjang keselamatan masyarakat Indonesia.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Dwikorita Karnawati menjelaskan untuk menjawab persoalan tersebut, saat ini BMKG sedang membangun Gedung Sistem Operasional Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS). Gedung ini dibangun di lingkungan Kantor Pusat BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat.
"Sistem ini dirancang untuk memberikan informasi cepat dan akurat kepada masyarakat dan pihak terkait ketika terjadi gempabumi yang berpotensi memicu tsunami," kata Dwikorita dalam acara groundbreaking pengembangan Sistem Operasional InaTEWS, Rabu (31/1).
Lebih lanjut, sistem InaTEWS dirancang untuk memberikan informasi cepat dan akurat kepada masyarakat dan pihak terkait ketika bencana tsunami terjadi. Sehingga informasi ini nantinya akan diterima oleh masyarakat sebagai acuan dalam melakukan mitigasi dan evakuasi sebelum tsunami datang ke daratan.
Sehingga jika informasi peringatan dini diterima masyarakat, BMKG mempercayai akan membantu mengurangi risiko kerugian jiwa dan harta benda akibat bencana tsunami.
Pembangunan Gedung InaTEWS dilatarbelakangi oleh peristiwa gempabumi dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah pada 28 September 2018. Peristiwa itu menyebabkan kerugian materiil dan immateriil yang cukup banyak.
"Sehingga perlu ditegaskan untuk mengutamakan peningkatan kesiapsiagaan pemerintah dalam menghadapi ancaman bencana alam," ujarnya.
© Copyright 2022 - 2024 Pusmetbang BMKG. Crafted by Satriyo